IIC NEWS

Peluncuran Wakaf Mozaik Masjid Indonesia (IIC London)

 

Assalamualaikum wr.wb.

Semoga kita semua tetap diberikan kesehatan dan selalu berada dalam lindungan-Nya.

Kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk hadir dalam acara Peluncuran Wakaf Mozaik Masjid Indonesia (IIC London) secara online melalui Zoom pada:

Hari : Ahad, 9 Januari 2022

Waktu : 15.00 – 17.30 WIB atau 8.00 – 10.30 GMT

Link zoom: bit.ly/wakafmasjidlondon

Meeting ID: 812 5461 6672
Passcode: 326606

Sekilas informasi, program WAKAF MOZAIK MASJID INDONESIA bertujuan untuk mengumpulkan dana pembangunan masjid melalui jalur wakaf dengan cara menjangkau seluas mungkin dan merangkul sebanyak mungkin donatur (wakif) di Inggris Raya, Indonesia dan seluruh dunia.

Kehadiran Bapak/Ibu/Sudara/saudari sangatlah berarti untuk pembangunan masjid Indonesia pertama di London.

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim)

Yuk, kita sebarkan informasi ini seluas-luasnya untuk terus berbuat amal kebaikan.

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami di wa.me/447506225882 atau buka instagram kami @iic.london

Erizal Erik LugmanPeluncuran Wakaf Mozaik Masjid Indonesia (IIC London)

Sejarah singkat tentang Indonesia Islamic Centre (IIC)

Assalamualaikum Wr Wb

“Tak kenal maka tak sayang”, begitulah peribahasa yang sering kita dengar yang memiliki makna bahwa kita akan lebih mempunyai rasa memiliki jika kita bisa mengenal lebih tentang Indonesia Islamic Centre yang biasa disingkat IIC yang mempunyai cita-cita untuk membangun Masjid Indonesia pertama di Inggris

Kunjungan Ustadz Amir Faishol

Berawal pada tahun 1995

Bermula pada tahun 1995, sudah dimulai pada waktu itu beberapa kegiatan masyarakat muslim Indonesia di Inggris dilaksanakan di KBRI London, di rumah-rumah pribadi dan di kelompok-kelompok pengajian di London dan beberapa kota lainnya di Inggris.

Dan atas izin Allah, Alhamdulillah pada tanggal  5 Januari 1996, para aktivis

Logo IIC

agama dan pemerhati keagamaan beserta pengurus pengajian bulanan masyarakat Indonesia di London serta didukung oleh KBRI London dan BUMN di London membentuk Yayasan/charity bernama “Indonesian Islamic Society”, disingkat IIS. Untuk lebih focus dalam pencarian dan penggalangan dana, maka yayasan “IIS” ini kemudian membentuk Panitia Pembangunan Masjid London.

1996-2003

Pada periode ini, penggalangan dana lebih di investasikan dengan bantuan dan pengerahan relawan-relawan yang berkeinginan untuk tercapainya pembelian property. Sumber dana shodaqoh/Infaq/amal jariah diperoleh dari:

  1. Sumbangan terbesar dari Kantor Pertamina Pusat – Indonesia, Direktur Persero Pelabuhan II Indonesia (PT Pelindo II), Departemen Agama (Bapak Tarmizi Taher), Kantor Pertamina Cabang London, PT Permindo Oil Trading, Almarhum Bapak J.E. Habibie (Dubes RI London).
  2. Hibah rumah almarhum Abu Hasan (salah satu jamaah pengajian) yang diserahkan oleh keluarga almarhum, diwakili oleh Bapak Abu Hanifah kepada Yayasan Indonesian Islamic Society.
  3. Amal jariah, Shodaqoh rutin dari staf KBRI London dan segenap jamaah pengajian dari berbagai berbagai komunitas muslim di Inggris.

Kunjungan panitia IIC ke kediaman Bapak Yusuf Kalla

2004-2006

Pada Tanggal 4 Januari 2004, dibentuk Yayasan Indonesian Islamic Centre, disingkat IIC. Dan dilanjutkan pada Tanggal 6 April 2004, Yayasan Indonesian Islamic Society (IIS) membeli properti di 22 Wakemans Hill Avenue, London NW9 0TY seharga £285,000.00. .Dana yang diperoleh belum mencukupi untuk membeli properti yang layak untuk suatu kegiatan seperti Islamic Centre. Oleh karenanya diputuskan untuk membeli property, meskipun masih berbentuk rumah tempat tinggal, yang ruang tamu dan ruang makan dirubah menjadi Musholla dan kegiatan keagamaan.

Pembelian property dicari di daerah North-West London, dengan berbagai pertimbangan. Pertama, Lokasi, karena saat itu konsentrasi masyarakat muslim Indonesia lebih banyak di Utara-Barat (North-West) London.  Kedua, properti tersebut bersebelahan di sisi kanan dengan warga/jamaah Indonesia dan di sisi kiri keluarga muslim Pakistan yang diharapkan dapat menerima kegiatan-kegiatan kami. Ketiga, dana yang tersimpan di  Current Account di Bank BNI London dikhawatirkan akan menurun nilainya dan juga pengaruh inflasi dimasa mendatang.

Pada tanggal 1 September 2004 Indonesian Islamic Centre resmi didaftarkan pada British Charity Commission In England and Wales, dengan nomor registrasi 1105685

Dan pada tanggal 18 Maret 2006, Pengurus Yayasan “Indonesian Islamic Society” dibubarkan, dan menyerahkan seluruh asset dan administrasinya kepada Yayasan “Indonesian Islamic Centre”

Property di 22 Wakeman’s Hill Avenue sejak 14 Januari 2006 secara resmi terdaftar “Official Custodian” di UK Land Registry dan juga pada Borough of Brent Council sebagai property Indonesian Islamic Centre.

Pada bulan Mei 2009, Property IIC diperluas dengan menambah/memperlebar ruangan dalam tempat ibadah (Musholla) dan kitchen serta Gudang luar dijadikan tempat Wudhu Pria dan Wanita. Disamping itu juga diadakan penambahan didepan pintu masuk dengan menambah ruang sepatu/sandal (Porch).

Properti IIC di 22 Wakemans Hill Avenue

Sejak dibelinya property tersebut diawal tahun 2004 hingga saat ini, Property IIC telah melakukan banyak sekali kegiatan keagamaan. Mulai dari Pengajian Ibu-ibu dan Bapak-bapak, Pengajian rutin anak-anak, Buka Puasa bersama, silaturrahim dan diskusi keagamaan, syukuran dan tahlilan, pernikahan, Festival dan Bazaar, dll. Walaupun sebenarnya dapat dikategorikan “illegal”, karena peruntukan properti tersebut adalah untuk pemukiman, bukan untuk kegiatan berkumpul komunitas/agama Islam. Namun, karena kami tetap menjaga hubungan baik dengan para tetangga, hingga terus dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan sampai saat ini.

Untuk mendapatkan jumlah donatur dari perbagai penjuru dunia dan menyebarkan informasi lebih luas, maka pada tahun 2014, diluncurkan pertama kali website Indonesian Islamic Centre dengan nama www.iic-london.com

Pernah tayang di Net TV pada bulan Ramadhan

2016 – Sekarang

Pada tahun 2016, IIC terus berkembang dan akhirnya secara resmi mendaftarkan ke British Charity Commission. Karena sejak tahun 2014, pelaporan Keuangan Tahunan IIC dilakukan secara mandiri, mengingat jumlah bantuan dan sumbangan yang diperoleh masih dibawah batas peraturan British Charity Commisson, yaitu dibawah £25,000.00 per tahun.

Food Bazaar untuk penggalangan dana

Dan akhirnya  sejak tahun 2016, Laporan Keuangan Tahunan kepada British Charity Commission telah menggunakan jasa Akuntan Publik Inggris untuk memenuhi standard peraturan yang diharuskan dan untuk financial internal control yang baik dari British Charity Commission karena penerimaan dana telah melebihi batas £25,000 keatas dalam setahun.

Kunjungan Ustadz Adi Hidayat di properti IIC

Dimulai pada tahun 2017, dalam upaya pencarian donatur yang berpotensi di Indonesia, Pengurus IIC London juga telah membuka perwakilannya yang ada di Jakarta. Untuk menambah daya tampung jamaah, maka pada bulan Agustus 2019, dilakukan penambahan ruangan (Conservatory), sehingga saat ini diperkirakan dapat menampung sekitar 90 orang di Musholla yang ada. Apabila ditambah dengan dengan halaman belakang, kapasitas totalnya bisa menampung 140 orang.

Alhamdulillah, kali ini IIC juga telah mengadakan kerja sama dengan Lembaga  Kita Bisa.com dengan mempublikasikan permohonan dana kepada jamaah diseluruh Indonesia dengan mengunduh website:  www.kitabisa.com/masjidlondon. IIC juga telah bekerjasama dengan Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam rangka fundraising pembangunan masjid IIC-London.

Sekian sekilas perjalanan ikhtiar kami IIC untuk mewujudkan cita-cita warga Muslim Indonesia di Inggris yang ingin mempunyai masjid Indonesia pertama di Inggris. Sebagai penutup semoga semua usaha para panitia IIC, para dermawan yang menyumbang sebagian hartanya untuk Jihad Fi Sabilillah untuk pembangunan masjid menjadikan amal jariyah di hari akhir kelak nanti.

JazakAllah Khoir

Wassalamualaikum Wr Wb

Kunjungan Ustadz Yusuf Manyur ke properti IIC

 

Erizal Erik LugmanSejarah singkat tentang Indonesia Islamic Centre (IIC)

PENGAJIAN DAN TPA ANNUR

 

“TPA Annur London bermimpi untuk mempunyai masjid Indonesia pertama di London”

Pengajian Annur yang terbentuk pada tahun 2016 yang pada awal mulanya diselenggarakan oleh mahasiswa dan juga komunitas muslim yang sedang bekerja di London, dan dari mereka, ada beberapa yang tinggal di kamar fasilitas IIC yang saat ini berada masih ada di Collindale. Pengajian ini yang sampai saat ini melakukan kegiatannya di property Indonesian Islamic Centre, yang pada awalnya hanya menjadi ajang silaturahmi dan pengajian sekali didalam dua minggu. Seiring bertambanya mahasiswa di sekitaran wilayah Collindale waktu itu, akhirnya selain mengadakan kajian tiap dua mingguan, Pengajian Annur pun mengadakan kelas TPA untuk anak-anak dimulai dari umur 3 tahun sampai umur 12 tahun, yang dimana pada waktu itu mendapatkan respon yang cukup positif dari kalangan masyarakat Muslim di Indonesia.

 

 

 

Pada khususnya di bagian London utara. Sampai saat ini, Alhamdulillah TPA anak masih dilakukan satu kali setiap dua minggu. Semakin ramainnya jumlah peserta anak TPA yang bergabung di pengajian Annur, maka akan sangat membantu jika masjid Indonesia pertama yang di London sudah didirikan sehingga akan menampung lebih banya jamaah dan anak-anak, dimana saat ini hanya bisa menampung hanya sekitar 10 an anak karena ruangan yang masih belum cukup besar. Oleh karena itu, donasi sauadara saudari sekalian akan sangat membantu dan menjadi amal jariyah, khususnya untuk membantu terus proses pembelajaran pengajaran Alquran kepada anak usia dini pada masyarakat Indonesia di London.

 

Erizal Erik LugmanPENGAJIAN DAN TPA ANNUR

Orang Indonesia Ingin Bangun Masjid di Inggris

TRIBUNNEWS.COM, LONDON-Djamal Djamalullail (55 tahun) adalah Pengurus Indonesian Islamic Centre (IIC) di LondonInggris. Ia berbagi cerita bagaimana suasana selama ramadan di sana. “Saya sejak tahun 1990 tanggal 30 April tepatnya tiba di UK (United Kingdom),” ujar Djamal mengawali ceritanya kepada Tribun.

Puluhan tahun Djamal berada di Inggris. Waktu berpuasa di Inggris dan Indonesia sangat berbeda. Kalau di Indonesia dari 04.30-18.00, sementara di Inggris akan tergantung musim. Jika musim panas dari pukul 02.40 sampai dengan 21.15 atau sekira 18 jam.

 

Djamal Djamalullail (55 tahun) adalah Pengurus Indonesian Islamic Centre (IIC) di London, Inggris

Sebelum ada wabah covid-19 atau corona, kata Djamal, masyarakat Indonesia di Inggris kerap mengadakan buka puasa bersama satu pekan sekali yang diadakan KBRI London dan Wisma Duta Besar.

“Umumnya banyak yang hadir antara 200-300an. Namun karena adanya wabah ini, buka puasa bersama ditiadakan dan jadinya buka puasa di rumah masing-masing,” Djamal menjelaskan.

Selama berbuka puasa bersama itu, turut mengundang ustaz dari Indonesia selama satu bulan penuh hingga Salat Idul Fitri. Ustaz tersebut selain mengisi ceramah di gedung KBRI juga mengisi ceramah diberbagai kota di Inggris seperti Manchester, Birmingham, Southampton, Aberdeen, Newcastle.

“Namun sejak wabah ini, kami tidak mendatangkan ustaz dari Indonesia, tapi mengganti metode kegiatan ceramahnya melalui virtual online. Jadi kegiatan puasa kali ini dinamakan E-Iftar,” imbuh Djamal.

Bangun Masjid
Djamal menceritakan jarak antara kediaman masyarakat muslim Indonesia ke masjid di Inggris itu cukup jauh. Jarak tempuhnya bisa lebih dari 30 menit. Hal itu terkadang bisa jadi penghalang mereka salat berjemaah di masjid saat ramadhan.

“Biasanya kita kan’ sering Salat Taraweh berjemaah di masjid ya di Indonesia, karena masjid kan’ umumnya dekat sama rumah,” kata Djamal.

Di Inggris, kata Djamal, masjid tentunya tak sebanyak di Indonesia, yang hampir ada di setiap perumahan atau komplek. Di Inggris mereka harus menggunakan kendaraan pribadi terlebih dahulu sebelum sampai di sana.

Masyarakat Indonesia di Inggris kerap mengadakan buka puasa bersama. Namun saat masa pansdemi Covid-19 ini, aktivitas selama bulan ramadan diadakan di rumah 

“Cukup jauh. Jadi itu yang kami kangen salat jemaahnya setiap hari di masjid selama Ramadan. Jadi kebanyakan salat berjamaah di rumah bersama keluarga saja,” imbuhnya.

Karena itu, masyarakat muslim Indonesia di Inggris tengah bahu membahu untuk membangun masjid pertama Indonesia di Inggris.

“Sekarang ini sedang menggalang dana untuk membeli properti yang nantinya akan lengkap dengan fasilitas masjid, ruang belajar, perpustakaan, kantin, ruang pertemuan,” tutur Djamal.

Butuh biaya yang cukup besar untuk memiliki fasilitas yang lengkap. Dana yang terkumpul, kata Djamal, sekitar 240 ribu poundsterling atau sekira Rp 4,6 miliar.

“Sedangkan harga property ideal yang kami cari sekitar £2jutaan. Jadi masih perlu banyak, syukur-syukur ada donatur yang ingin beramal jariah ya,” harapnya.

Menurut Djamal, IIC sudah bekerja sama dengan Kitabisa.com untuk penggalangan dana. Sumbangan masyakat Indonesia melalui fundraising ini sudah lebih dari Rp 2,3 miliar.”Untuk jumlah uang sebesar itu mungkin di Indonesia sudah jadi masjid ya, tapi untuk di UK masih sangat jauh. Itulah kendala kami disini,” tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Orang Indonesia Ingin Bangun Masjid di Inggris, https://www.tribunnews.com/ramadan/2020/05/02/orang-indonesia-ingin-bangun-masjid-di-inggris?page=all.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat

Ahmad BukhoriOrang Indonesia Ingin Bangun Masjid di Inggris

Bazaar dan Lelang IIC-London 20 oktober 2019

IIC London telah mengadakan Bazaar dan Lelang tanggal 20 Oktober 2019 yang lalu dalam rangka penggalangan dana untuk pembangunan Masjid bertempat di Gedung IIC-London.  Alhamdulillah acara Bazaar ini adalah yang keempat kalinya berturut-turut setiap tahun. Tema Bazaar kali ini adalah Fastabiqul Khairat, Berlomba Melakukan Kebaikan. Bazaar ini menjual aneka kuliner Indonesia yang seluruh keuntungannya di amal-jariyahkan untuk pembangunan Masjid IIC-London. Begitu pula hasil lelang barang-barang yang ada dan barang-barang yang akan dibeli untuk kebutuhan operasional IIC-London serta kekurangan dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Conservatory. Alhamdulillah, bazaar ini dapat menggalang dana £.5,800  

Acara dimulai dengan pembacaan ayat-ayat sutji Alquran yang dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Panitia, yang juga Ketua IIC-London Memet P. Hasan yang menyampaikan rasa bahagia dan terimaksih kepada seluruh pihak yang membantu terlaksananya acara Bazaar ini baik secara moril maupun pendanaan. Secara khusus ucapan terima kasih ini diampaikan kepada Kelompok Ibu-ibu Pengajian Hari Rabu, Pengajian Bulanan Muslimat London, Kelompok Pengajian AN Nur, Induk, Group Rebana Annisa serta seluruh jamaah yang meyempatkan diri untuk hadir dalam acara ini.  Rasa terima kasih juga disampaikan kepada seluruh masyarakat muslim baik di Inggris dan Indonesia yang telah mengamal-jariyahkan sebagian rejekinya kepada IIC-London.  Selain Bazaar dan Lelang, acara ini juga sebagai rasa syukur atas selesainya pembangunan conservatory, wooden floor dan renovasi serta pengecatan gedung IIC-London.  Selain mengadakan Bazaar setiap tahun, dijelaskan juga bahwa sumber-sumber penggalangan selama ini dilalukan melalui kotak-kotak amal pada setiap kegiatan keislaman, website www.iic-london.com dan www.kitabisa.com/masjidlondon. Khusus dari sumber yang terakhir ini dijelaskan bahwa paling tidak setiap 2 hari terdapat jamaah yang beramal, dari yang jumlahnya Rp.1,000 sampai dengan jutaan Rupiah, dari jumlah jamaah yang ribuan jumlahnya,  dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Ini membuktikan bahwa niat mulia membangun Masjid IIC-London ini bukan hanya didukung oleh masyarakat muslim Indonesia di Inggris tetapi juga di Indonesia.    

Wakil Duta Besar Indonesia di London Bapak  Adam Tugio menyambut baik acara Bazaar ini dan merasa bangga kepada seluruh jamaah IIC-London serta Pengurusnya atas segala upaya yang terus menerus, istiqomah,  dalam rangka menggalang dana pembangunan Masjid IIC-London. Membangun sebuah masjid tidak mudah, mengingat keberadaan kita di negara non muslim, apalagi masyarakat muslim Indonesia yang menetap di Inggris tidak sebanyak negara-negara berpenduduk muslim lainnya. Oleh karena itu kita harus berkerja lebih keras dan berinovasi dalam menggalang dana untuk mewujudkan impian memiliki Masjid IIC-London. Acara ditutup dengan do’a oleh Ustadz Hamim Syaaf. 

Bazzar ini dihadiri sekitar 200 jamaah secara bergantian hingga berakhir jam 17:00.

Foto-foto Dukomentasi Acara:

 

Ahmad BukhoriBazaar dan Lelang IIC-London 20 oktober 2019

Pengajian Bulanan, 6 Agustus 2019

Berfoto Bersama Duta Besar Ri di Marocco, Drs. H. Hasrul Azwar, MM.
Ketua IIC-London, Memet P. Hasan mengucapkan selamat datang, terima kasih atas kesediaan Bapak Drs. H. Hasrul Azwar untuk bersilakhturahmi dengan sebagian warga IIC-London
Duta Besar RI untuk Marocco Drs. H. Hasrul Azwar, MM dalam ceramahnya dengan tema keistimewaan perempuan dalam Islam
Memet P HasanPengajian Bulanan, 6 Agustus 2019

Di London, 432 Masjid Dibangun, 500 Gereja Ditutup

Institut Gatestone Inggris telah merilis laporan yang cukup mencengangkan tentang penutupan gereja di Ibu Kota negara tersebut. Namun di balik penutupan gereja, pembangunan masjid justru terus berkembang dan seolah menggantikan gereja-gerja yang ditutup.

“London lebih Islami dibandingkan Muslim di negara lain,” ungkap Maulana Syed Raza Rizvi, salah seorang tokoh Islam yang kini memimpin apa yang disebut wartawan Melanie Phillips sebagai “Londonistan,” Beitbart melaporkan pada Ahad (2/4/2017).

“Teroris tidak akan tahan dengan multikulturalisme yang ada di London,” pungkas walikota London Sadiq Khan—yang juga seorang seorang Muslim—kala mengomentari serangan ‘teror’ baru-baru ini di Westminster.

Fakta yang ada di lapangan membenarkan Islam terus berkembang di London, tepat ketika gereja-gereja mulai ditinggalkan. Menurut laporan, “Londonistan” kini telah memiliki 423 masjid baru, mengantikan 500 gereja yang telah ditutup.

Sebagai contoh, Gereja Hyatt United telah dibeli oleh masyarakat Mesir dan akan diubah menjadi masjid. Gereja St Peter telah diubah menjadi Masjid Madina. Masjid Brick Lane dibangun di atas bekas Gereja Methodist.

Tak hanya bangunannya yang berubah, tetapi juga orangnya. Jumlah Mualaf di London dikabarkan telah naik dua kali lipat.

The Daily Mail pernah menerbitkan foto-foto dari gereja dan sebuah masjid yang berjarak hanya beberapa meter di jantung kota London. Di Gereja San Giorgio, yang dirancang untuk mengakomodasi 1.230 jamaah, ternyata hanya disi 12 orang ysng berkumpul untuk merayakan Misa. Di Gereja Santa Maria, juga hanya diisi oleh 20 orang.

Sedangkan Masjid Brune di Jalan Estate memiliki masalah yang berbeda yakni ‘kepadatan jamaah.’ Masjid dengan ruangan kecil dan hanya dapat berisi 100 orang, justru jamaah sampai ‘meluber’ dan tumpah ruah hingga ke jalan-jalan untuk Shalat Jumat.

Melihat tren yang terjadi saat ini, Kristen di Inggris tak lama lagi hanya akan menjadi peninggalan, sementara Islam akan menjadi agama masa depan. Subhanallah.(kl/im)

Sumber:
http://www.tribunislam.com/2017/04/di-london-432-masjid-dibangun-500-gereja-ditutup.html

Ahmad BukhoriDi London, 432 Masjid Dibangun, 500 Gereja Ditutup