Ahmad Bukhori

Bukhori

Co-Founder & CEO of Hoshizora Foundation, Indonesia's independent foundation (NGO) based in Yogyakarta, which has provided "Mimpi Anak Negeri" scholarship and mentoring to over 1,500 children from the various island in Indonesia through foster siblings program. His expertise in IT development, Photography & Digital Media has greatly contributed to the management and operation of Hoshizora’s ICT infrastructure and graphics design as his passion for social innovation.

Orang Indonesia Ingin Bangun Masjid di Inggris

TRIBUNNEWS.COM, LONDON-Djamal Djamalullail (55 tahun) adalah Pengurus Indonesian Islamic Centre (IIC) di LondonInggris. Ia berbagi cerita bagaimana suasana selama ramadan di sana. “Saya sejak tahun 1990 tanggal 30 April tepatnya tiba di UK (United Kingdom),” ujar Djamal mengawali ceritanya kepada Tribun.

Puluhan tahun Djamal berada di Inggris. Waktu berpuasa di Inggris dan Indonesia sangat berbeda. Kalau di Indonesia dari 04.30-18.00, sementara di Inggris akan tergantung musim. Jika musim panas dari pukul 02.40 sampai dengan 21.15 atau sekira 18 jam.

 

Djamal Djamalullail (55 tahun) adalah Pengurus Indonesian Islamic Centre (IIC) di London, Inggris

Sebelum ada wabah covid-19 atau corona, kata Djamal, masyarakat Indonesia di Inggris kerap mengadakan buka puasa bersama satu pekan sekali yang diadakan KBRI London dan Wisma Duta Besar.

“Umumnya banyak yang hadir antara 200-300an. Namun karena adanya wabah ini, buka puasa bersama ditiadakan dan jadinya buka puasa di rumah masing-masing,” Djamal menjelaskan.

Selama berbuka puasa bersama itu, turut mengundang ustaz dari Indonesia selama satu bulan penuh hingga Salat Idul Fitri. Ustaz tersebut selain mengisi ceramah di gedung KBRI juga mengisi ceramah diberbagai kota di Inggris seperti Manchester, Birmingham, Southampton, Aberdeen, Newcastle.

“Namun sejak wabah ini, kami tidak mendatangkan ustaz dari Indonesia, tapi mengganti metode kegiatan ceramahnya melalui virtual online. Jadi kegiatan puasa kali ini dinamakan E-Iftar,” imbuh Djamal.

Bangun Masjid
Djamal menceritakan jarak antara kediaman masyarakat muslim Indonesia ke masjid di Inggris itu cukup jauh. Jarak tempuhnya bisa lebih dari 30 menit. Hal itu terkadang bisa jadi penghalang mereka salat berjemaah di masjid saat ramadhan.

“Biasanya kita kan’ sering Salat Taraweh berjemaah di masjid ya di Indonesia, karena masjid kan’ umumnya dekat sama rumah,” kata Djamal.

Di Inggris, kata Djamal, masjid tentunya tak sebanyak di Indonesia, yang hampir ada di setiap perumahan atau komplek. Di Inggris mereka harus menggunakan kendaraan pribadi terlebih dahulu sebelum sampai di sana.

Masyarakat Indonesia di Inggris kerap mengadakan buka puasa bersama. Namun saat masa pansdemi Covid-19 ini, aktivitas selama bulan ramadan diadakan di rumah 

“Cukup jauh. Jadi itu yang kami kangen salat jemaahnya setiap hari di masjid selama Ramadan. Jadi kebanyakan salat berjamaah di rumah bersama keluarga saja,” imbuhnya.

Karena itu, masyarakat muslim Indonesia di Inggris tengah bahu membahu untuk membangun masjid pertama Indonesia di Inggris.

“Sekarang ini sedang menggalang dana untuk membeli properti yang nantinya akan lengkap dengan fasilitas masjid, ruang belajar, perpustakaan, kantin, ruang pertemuan,” tutur Djamal.

Butuh biaya yang cukup besar untuk memiliki fasilitas yang lengkap. Dana yang terkumpul, kata Djamal, sekitar 240 ribu poundsterling atau sekira Rp 4,6 miliar.

“Sedangkan harga property ideal yang kami cari sekitar £2jutaan. Jadi masih perlu banyak, syukur-syukur ada donatur yang ingin beramal jariah ya,” harapnya.

Menurut Djamal, IIC sudah bekerja sama dengan Kitabisa.com untuk penggalangan dana. Sumbangan masyakat Indonesia melalui fundraising ini sudah lebih dari Rp 2,3 miliar.”Untuk jumlah uang sebesar itu mungkin di Indonesia sudah jadi masjid ya, tapi untuk di UK masih sangat jauh. Itulah kendala kami disini,” tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Orang Indonesia Ingin Bangun Masjid di Inggris, https://www.tribunnews.com/ramadan/2020/05/02/orang-indonesia-ingin-bangun-masjid-di-inggris?page=all.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat

Ahmad BukhoriOrang Indonesia Ingin Bangun Masjid di Inggris

Bazaar dan Lelang IIC-London 20 oktober 2019

IIC London telah mengadakan Bazaar dan Lelang tanggal 20 Oktober 2019 yang lalu dalam rangka penggalangan dana untuk pembangunan Masjid bertempat di Gedung IIC-London.  Alhamdulillah acara Bazaar ini adalah yang keempat kalinya berturut-turut setiap tahun. Tema Bazaar kali ini adalah Fastabiqul Khairat, Berlomba Melakukan Kebaikan. Bazaar ini menjual aneka kuliner Indonesia yang seluruh keuntungannya di amal-jariyahkan untuk pembangunan Masjid IIC-London. Begitu pula hasil lelang barang-barang yang ada dan barang-barang yang akan dibeli untuk kebutuhan operasional IIC-London serta kekurangan dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Conservatory. Alhamdulillah, bazaar ini dapat menggalang dana £.5,800  

Acara dimulai dengan pembacaan ayat-ayat sutji Alquran yang dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Panitia, yang juga Ketua IIC-London Memet P. Hasan yang menyampaikan rasa bahagia dan terimaksih kepada seluruh pihak yang membantu terlaksananya acara Bazaar ini baik secara moril maupun pendanaan. Secara khusus ucapan terima kasih ini diampaikan kepada Kelompok Ibu-ibu Pengajian Hari Rabu, Pengajian Bulanan Muslimat London, Kelompok Pengajian AN Nur, Induk, Group Rebana Annisa serta seluruh jamaah yang meyempatkan diri untuk hadir dalam acara ini.  Rasa terima kasih juga disampaikan kepada seluruh masyarakat muslim baik di Inggris dan Indonesia yang telah mengamal-jariyahkan sebagian rejekinya kepada IIC-London.  Selain Bazaar dan Lelang, acara ini juga sebagai rasa syukur atas selesainya pembangunan conservatory, wooden floor dan renovasi serta pengecatan gedung IIC-London.  Selain mengadakan Bazaar setiap tahun, dijelaskan juga bahwa sumber-sumber penggalangan selama ini dilalukan melalui kotak-kotak amal pada setiap kegiatan keislaman, website www.iic-london.com dan www.kitabisa.com/masjidlondon. Khusus dari sumber yang terakhir ini dijelaskan bahwa paling tidak setiap 2 hari terdapat jamaah yang beramal, dari yang jumlahnya Rp.1,000 sampai dengan jutaan Rupiah, dari jumlah jamaah yang ribuan jumlahnya,  dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Ini membuktikan bahwa niat mulia membangun Masjid IIC-London ini bukan hanya didukung oleh masyarakat muslim Indonesia di Inggris tetapi juga di Indonesia.    

Wakil Duta Besar Indonesia di London Bapak  Adam Tugio menyambut baik acara Bazaar ini dan merasa bangga kepada seluruh jamaah IIC-London serta Pengurusnya atas segala upaya yang terus menerus, istiqomah,  dalam rangka menggalang dana pembangunan Masjid IIC-London. Membangun sebuah masjid tidak mudah, mengingat keberadaan kita di negara non muslim, apalagi masyarakat muslim Indonesia yang menetap di Inggris tidak sebanyak negara-negara berpenduduk muslim lainnya. Oleh karena itu kita harus berkerja lebih keras dan berinovasi dalam menggalang dana untuk mewujudkan impian memiliki Masjid IIC-London. Acara ditutup dengan do’a oleh Ustadz Hamim Syaaf. 

Bazzar ini dihadiri sekitar 200 jamaah secara bergantian hingga berakhir jam 17:00.

Foto-foto Dukomentasi Acara:

 

Ahmad BukhoriBazaar dan Lelang IIC-London 20 oktober 2019

Di London, 432 Masjid Dibangun, 500 Gereja Ditutup

Institut Gatestone Inggris telah merilis laporan yang cukup mencengangkan tentang penutupan gereja di Ibu Kota negara tersebut. Namun di balik penutupan gereja, pembangunan masjid justru terus berkembang dan seolah menggantikan gereja-gerja yang ditutup.

“London lebih Islami dibandingkan Muslim di negara lain,” ungkap Maulana Syed Raza Rizvi, salah seorang tokoh Islam yang kini memimpin apa yang disebut wartawan Melanie Phillips sebagai “Londonistan,” Beitbart melaporkan pada Ahad (2/4/2017).

“Teroris tidak akan tahan dengan multikulturalisme yang ada di London,” pungkas walikota London Sadiq Khan—yang juga seorang seorang Muslim—kala mengomentari serangan ‘teror’ baru-baru ini di Westminster.

Fakta yang ada di lapangan membenarkan Islam terus berkembang di London, tepat ketika gereja-gereja mulai ditinggalkan. Menurut laporan, “Londonistan” kini telah memiliki 423 masjid baru, mengantikan 500 gereja yang telah ditutup.

Sebagai contoh, Gereja Hyatt United telah dibeli oleh masyarakat Mesir dan akan diubah menjadi masjid. Gereja St Peter telah diubah menjadi Masjid Madina. Masjid Brick Lane dibangun di atas bekas Gereja Methodist.

Tak hanya bangunannya yang berubah, tetapi juga orangnya. Jumlah Mualaf di London dikabarkan telah naik dua kali lipat.

The Daily Mail pernah menerbitkan foto-foto dari gereja dan sebuah masjid yang berjarak hanya beberapa meter di jantung kota London. Di Gereja San Giorgio, yang dirancang untuk mengakomodasi 1.230 jamaah, ternyata hanya disi 12 orang ysng berkumpul untuk merayakan Misa. Di Gereja Santa Maria, juga hanya diisi oleh 20 orang.

Sedangkan Masjid Brune di Jalan Estate memiliki masalah yang berbeda yakni ‘kepadatan jamaah.’ Masjid dengan ruangan kecil dan hanya dapat berisi 100 orang, justru jamaah sampai ‘meluber’ dan tumpah ruah hingga ke jalan-jalan untuk Shalat Jumat.

Melihat tren yang terjadi saat ini, Kristen di Inggris tak lama lagi hanya akan menjadi peninggalan, sementara Islam akan menjadi agama masa depan. Subhanallah.(kl/im)

Sumber:
http://www.tribunislam.com/2017/04/di-london-432-masjid-dibangun-500-gereja-ditutup.html

Ahmad BukhoriDi London, 432 Masjid Dibangun, 500 Gereja Ditutup

Nonton Bareng Film IQRO di London

London – 23 April 2017, 5 – 8PM BST, atas inisiasi dari teman-teman KIBAR-UK, Pengajian Al-Ikhlas, Pengajian An-Nur, dan IIC, diadakan acara nonton bersama Film IQRO’. Acara diselenggarakan di Gedung ACE (Chemical Engineering) Ruang LT2, IMPERIAL COLLEGE LONDON, South Kensington Campus SW7 2AZ.

Dihadiri lebih kurang 30 peserta, ditambah artis dan kru Film, acara berlangsung meriah. Film yang sangat menginspirasi, ditengah hausnya masyarakat kita akan film-film islami yang mendidik terutama bagi generasi-generasi milenial saat ini. Semoga kedepan bisa muncul sineas2 Indonesia lainnya yang dapat menghadirkan film-film bermutu, penuh edukasi dan juga menghibur.. 🙂 Bersama kegiatan ini tidak lupa campaign & presentasi Rencana Pembangunan Masjid IIC yang disampaikan oleh Bapak Berry Natalegawa selaku ketua panitia pelaksana. Mohon doa dan dukungan kepada semua masyarakat agar segera dapat kita realisasikan bersama. Aamiin YRA.

Ahmad BukhoriNonton Bareng Film IQRO di London

Muslim Indonesia di London galang dana masjid

London (ANTARA News) – Umat Islam asal Indonesia di Inggris meluncurkan penggalangan dana untuk membangun masjid di London melalui situs kitabisa dan start-up yang ditangani oleh para mahasiswa dengan nama Muslim Experience.

Hal itu dilakukan dalam acara KIBAR Spring Gathering (KSG 2017) yang digelar di kota Birmingham, Inggris, demikian Ketua Keluarga Islam Britania Raya (KIBAR), Arif Abdullah kepada Antara London, Kamis.

Pada acara pertemuan Muslim Indonesia di Britania Raya yang digelar KIBAR hadir sekitar 500 orang. Hal itu menjadikan acara gathering atau pertemuan diaspora Indonesia tersebut menjadi yang terbesar di Inggris Raya, kata Arif Abdullah.

Dikatakan, peserta datang dari berbagai kota di Inggris Raya. Peserta terjauh dari Aberdeen di Skotlandia dan dari luar UK, seperti Ireland.

Acara bertema Managing Our Ummah Asset atau mengelola aset umat dengan pembicara tamu dari Indonesia Dr Eddy Iskandar, praktisi Bank Waqaf Internasional, memaparkan cara mengubah perspektif, mengenal potensi waqaf dan manajemen perubahan.

Dalam pertemuan ini juga dipaparkan penjelasan tentang Waqaf oleh Ebi Junaidi dari Masyarakat Ekonomi Syariah (MES UK) mahasiswa doktoral program Ekonomi dari Univerisity of Durham, sedangkan Zaid P Nasution, mahasiswa doktoral program Desentralisasi dan Tata Kelola Lingkungan dari University of Leeds menjelaskan mengenai Tanah Adat.

Ketua KIBAR Arif Abdullah, yang juga menjadi koordinator pelaksana pertemuan, menyampaikan sudah saatnya Muslim Indonesia bangun dari tidur panjangnya dan menyadari selama ini terlena dengan kemegahan ibu kota dan pembangunan tersentralisasi sehingga lupa mengelola aset umat seperti tanah wakaf, masjid, pesantren, pasar kampung, dan lain sebagainya.

Koordinator lokal Pengajian di kota Birmingham, Abdul Rauf mengatakan KIBAR Gathering yang merupakan perhelatan yang sudah berumur 28 tahun, menjadi tempat berkumpul diaspora Indonesia setiap dua kali dalam setahun.

Acara diisi dengan mabit” atau menginap malam sebelum dan malam sesudah acara yang menjadi sarana berinteraksi dan mengenal secara dekat peserta satu sama lain, dan juga diwarnai oleh kultum dari peserta.

Selain materi utama, ada pula sesi untuk muslimah, remaja dan anak-anak antara lain kegiatan mewarnai dan belajar pencak silat. Kegiatan remaja diisi dengan science project dan juga aktivitas outbound.

(H-ZG/T007/T007)
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Unggul Tri Ratomo

 

Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/625040/muslim-indonesia-di-london-galang-dana-masjid

Berita lainnya:

Ahmad BukhoriMuslim Indonesia di London galang dana masjid

3rd Anniversary Annisa Rebana Group

Happy 3rd Anniversary Annisa Rebana Group.. semoga bisa turut mewarnai jamaah Indonesian Islamic Centre – IIC- London dan sekitarnya dengan semangat ukhuwah dan keindahan Islam.. aamiin3x..

Bertempat di gedung IIC (www.iic-london.com), acara dimulai dengan pembukaan oleh MC Ibu Lilis Rusmawan, dilanjutkan dengan pembacaan kalamul qur’an & saritilawah. Sambutan Ketua IIC oleh Bapak Memet Purnama Hasan dilanjutkan dengan Tausyiah oleh Bapak Ustadz Hamim Syaaf tentang bagaimana Islam sangat memuliakan wanita.

Dikisahkan satu2nya wanita yang mendapat salam langsung dari Allah SWT ialah isteri pertama nabi sekaligus wanita pertama yang masuk Islam, Siti Khadijah r.a. Juga dimana wanita dijadikan nama salah satu surat dalam Al-Qur’an.. An-Nisa..

Doa bersama, sambutan dari Ketua Annisa, Ibu Tati Hartati, kemudian dilanjutkan potong tumpeng diiringi sholawat dan lagu persembahan dari Annisa Rebana Group.. dan makan siang bersama dengan menu super lengkap.. alhamdulillaah.. 🙂

Tak kalah seru, adik-adik kita dari TPA An Nur, turut unjuk gigi tampil berani di depan jamaah, untuk melafaskan hafalan do’a dan surat2 pendek. Senang sekali semua mendapatkan hadiah kado bingkisan dari ibunda Ummi Afrah Afrah.. 🙂

Semoga kedepan jamaah bisa segera mewujudkan Masjid impian, masjid pertama milik jamaah Indonesia di London, sehingga kegiatan2 positif dan syiar seperti ini bisa selalu kita lestarikan sekaligus memakmurkan jamaah. Aamiin3x YRA..

IIC, 19 Februari 2017

Video Dokumentasi:

Video & album lainnya:
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.10155037123002363.1073741871.610012362&type=3

support, infaq & wakaf: www.iic-london.com

Ahmad Bukhori3rd Anniversary Annisa Rebana Group

Silaturrahmi & Musyawarah Persiapan Pembanguan Masjid IIC

Hari ini IIC mengundang beberapa perwakilan Pengurus KBRI, Pengajian Al-Ikhlas, Pengajian An-Noor, KIBAR-UK, PPI London, PPI UK, Kelompok Annisa & pengajian Ibu-Ibu Hari Rabu di London. Agenda musyawarah dan sosialisasi program dilaksanakan setelah sebelumnya diawali dengan tausyiah dari Ustadz Hamim Syaaf tentang pentingnya persatuan ummat muslim hari ini, dilanjutkan kajian tentang Adab ber-Sosial Media oleh ustadz Joko Pebrianto dan dipandu oleh MC Sdr.Erik Erizal.

Setelah sholat ashar berjamaah barulah Musyawarah dimulai dan dipimpin langsung oleh Ketua IIC, Bapak Memet Purnanama Hasan. Semua jamaah yang hadir menyambut gembira pemaparan program-program yang ada. Beberapa usulan dan masukan positive disampaikan. Dan insyaallah dalam minggu ini akan dilaksanakan viewing calon gedung yang akan menjadi opsi lokasi pembangunan masjid. Baru setelah itu akan dilakukan kembali musyawarah selanjutnya untuk melengkapi kebutuhan kepanitiaan yang ada dan penggalangan dana.

Semoga acara ini bisa menyambung tali silaturrami, & ukhuwah antar lokal community dan juga jamaah muslim Indonesia di London dan sekitarnya.. aamiin3x..

www.iic-london.com

x

Ahmad BukhoriSilaturrahmi & Musyawarah Persiapan Pembanguan Masjid IIC

Maulid Nabi di London diisi Barzanji

Masyarakat Indonesia di London, Ahad, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan pembacaan barzanji dan lagu bernuansa Islami seperti Tala Al Badru Alayna diiringi dengan rebana.

Grup rebana para ibu ikut tampil dengan rebananya. Para ibu tersebut merupakan kelompok pengajian yang ada di Pusat Islam Indonesia (Indonesian Islamic Centre) di London.

Peringatan Maulud Nabi yang dimeriahkan dengan melantunkan puji-pujian berzanji serasa seperti suasana di Tanah Air. Model peringatan maulid tersebut seperti kebanyakan diadakan di masjid kampung, ungkap Nina, salah satu jamaah yang datang kepada Antara London, Minggu.

Peringatan Maulid Nabi ini diisi dengan tausiyah pertama oleh Murniati Mukhlisin, penulis dan konsultan Sakinah Finance mengenai keuangan keluarga. Murniati dosen di Essex University mengajak yang hadir untuk meneladani Rasulullah SAW dari semua aspek, bukan hanya dari segi masalah shalat dan puasa, tapi menyeluruh termasuk masalah keuangan.

Murniati mengupas masalah perencanaan keuangan keluarga, pencatatan dan penyelesaian utang, penyelesaian wasiat dan waris.

“Kali ini topiknya berbeda, saya ingin menyampaikan semangat yang lain supaya para keluarga Indonesia di London dapat pemahaman yang komprehensif tentang pengelolaan harta, supaya keluarganya senantiasa diberikan ketenangan (sakinah), tidak meletakkan harta di hati tetapi di tangan, karena itulah salah satu yang diajarkan Rasulullah SAW yang harus kita teladani,” ujar Murniati kepada Antara.

 

Pembicara kedua di acara peringatan maulid nabi ini adalah Ustadz Nurul Huda Haem, motivator dari Pesantren Motivasi Indonesia yang sedang berkunjung ke London. Ustaz yang dikenal dengan Ustaz Enha ini mengajak para hadirin untuk mempelajari kembali perjuangan Rasulullah SAW dalam dawah Islam, dimana nabi pernah dihina, disakiti, hingga beberapa kali ingin dibunuh. Namuh Rasulullah menunjukan uswatun hasanah yang luar biasa. Rasulullah selalu menghadapi musuh Islam dengan cara yang makruf yaitu secara bijaksana dan baik.

Ustaz Enha bersama rombongan umrah baru napak tilas ke kota Tha’if yang berdekatan dengan Mekah. Pada saat Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah, beliau melewati kota Tha’if. Disitulah Rasulullah SAW dilempari batu- batuan hingga berdarah – darah dilempari penduduk disana yang tidak mau menerima Islam saat itu.

Tha’if merupakan sebuah kota yang subur, yang kini hampir semua kota di Saudi Arabia mendapatkan pasokan buah dan sayuran dari sana. (cn/ant)

Sumber:
http://www.katawarta.com/kesra/maulid-nabi-di-london-diisi-barzanji

 

More Photos:
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.10154895434362363.1073741870.610012362&type=3

 

Ahmad BukhoriMaulid Nabi di London diisi Barzanji

The Miracle of Sedekah – with Ust. Yusuf Mansyur

Alhamdulillah, kali ini Ustadz Yusuf Mansyur berkesempatan untuk bersilaturrahim ke London, dan mampir di gedung IIC untuk memberikan tausyiah kepada jamaah. Sedianya acara ini akan dilaksanakan di gedung KBRI, namun qadarullah dikarenakan satu lain hal maka acara dilaksanakan di Gedung IIC tercinta.

Subhanallah, antusiasme jamaah yang hadir luar biasa, sehingga sampai rela duduk berhimpir-himpitan.. namun pengajian dapat berjalan secara tertib dan lancar.

Pada kesempatan ini juga, acara diawali dengan tahlilan dan do’a bersama, untuk almarhum H.Sidi Hansri Tando bin sidi Tando, semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin allahumma aamiin..

Yusuf Mansyur hadir disambut dengan lantunan merdu lagu Talaal Badru dari group qasidah An Nisa, dilanjutkan makan malam bersama. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh ibunda Kartini Kholil dengan saritilawah kemudian dilanjutkan Sambutan ketua IIC oleh Bapak Memet P Hasan.

Kajian oleh Ustadz, Yusuf Mansyur berlangsung sekitar 2 jam, dan menekankan bahwa segala sesuatunya harus kita dasari karena iman kepada Allah, jangan sampai justru kita terbalik menuhankan ikhtiar kita diatas Sang Pemilik alam semesta ini.

 

more photos:
https://www.facebook.com/bukhoryart/media_set?set=a.10154700640882363.1073741869.610012362&type=3

www.iic-london.com

Ahmad BukhoriThe Miracle of Sedekah – with Ust. Yusuf Mansyur